1 ADC
( Analog TO Digital Converter)
Analog To Digital Converter (ADC adalah perangkat yang
digunakan untuk mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk analog (tegangan,
arus, muatan electrik) menjadi sinyal keluaran dalam bentuk digital. Fungsi
dari ADC adalah untuk mengubah data analog menjadi data digital yang nantinya
akan masuk ke suatu komponen digital yaitu mikrokontroller AT89S51.
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter
prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC
menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital
pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample
per second (SPS). Pengaruh Kecepatan Sampling ADC Resolusi ADC menentukan
ketelitian nilai hasil konversi ADC.
Sebagai contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data
digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2n – 1) nilai
diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal
input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit
akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada
ADC 8 bit. Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk
besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi.
Sebagai contoh, bila tegangan referensi (Vref) 5 volt, tegangan input 3
volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8
bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255
= 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).
ADC Simultan ADC Simultan atau biasa disebut flash converter
atau parallel converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital
diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator tersebut, dan input pada
sisi – tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input
– dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan
memberikan output low. Rangkaian Dasar ADC Simultan Bila Vref diset pada nilai
5 Volt, maka dari gambar rangkaian ADC Simultan diatas didapatkan : V(-) untuk
C7 = Vref * (13/14) = 4,64 V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93 V(-) untuk C5
= Vref * (9/14) = 3,21 V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5 V(-) untuk C3 = Vref
* (5/14) = 1,78 V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07 V(-) untuk C1 = Vref *
(1/14) = 0,36 Sebagai contoh Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari
C7=0, C6=0, C5=0, C4=1, C3=1, C2=1, C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu
100 biner,
A. Karakteristik Dasar ADC/DAC
Gambar 1. Konfigurasi Pin ADC080x
Konverter A/D tersedia secara komersial tersedia sebagai
rangkaian terpadu dengan resolusi 8bit, 16 bit sampai dengan 32 bit. Pada
pembahasan kali ini kita akan coba jelaskan mengenai perbedaan dari bit
resolusi tersebut, pada ADC0801, yaitu sebagai sebuah konverter A/D 8 bit yang
mudah diinterfacekandengan sistem berbasis 8 bit misalkan mikrokontroller. A/D
ini menggunakan metode approksimasi berturut-turut untuk mengkonversikan
masukan analog (0-5V) menjadi data digital 8 bit yang ekivalen. ADC0801
mempunyai pembangkit clock internal dan memerlukan catu daya +5V dan mempunyai
waktu konversi optimum sekitar 100us.
Diagram konfigurasi pin ADC0804 ditunjukkan pada gambar 1.
Pin 11 sampai 18 ( keluaran digital ) adalah keluaran tiga keadaan, yang dapat
dihubungkan langsung dengan bus data bilamana diperlukan. Apabila CS ( pin 1 )
atau RD (pin2) dalam keadaan high (“1”), pin 11 sampai 18 akan mengambang (
high impedanze ), apabila CS dan RD rendah keduanya, keluaran digital akan
muncul pada saluran keluaran. Sinyal mulai konversi pada WR (pin 3). Untuk
memulai suatu konversi, CS harus rendah. Bilamana WR menjadi rendah, konverter
akam mengalami reset, dan ketika WR kembali kepada keadaan high, konversi
segera dimulai.
Konversi detak konverter harus terletak dalam daereh
frekuensi 100 sampai 800kHz. CLK IN ( pin 4) dapat diturunkan dari detak
mikrokontroller, sebagai kemungkinan lain, kita dapat mempergunakan pembangkit
clock internal dengan memasang rangkaian RC antara CLN IN ( pin 4) dan CLK R (
pin 19).
Pin 5 adalah saluran yang digunakan untuk INTR, sinyal
selesai konversi. INTR akan menjadi tinggi pada saat memulai konversi, dan akan
aktiv rendah bila konversi telah selesai. Tepi turun sinyal INTR dapat
dipergunakan untuk menginterupsi sistem mikrokontroller, supaya mikrokontroller
melakukan pencabangan ke subrutine pelayanan yang memproses keluaran konverter.
Pin 6 dan 7 adalah masukan diferensial bagi sinyal analog.
A/D ini mempunyai dua ground, A GND (pin 8) dan D GND ( pin10). Kedua pin ini
harus dihubungkan dengan ground. Pin 20 harus dihubungkan dengan catu daya +5V
A/D ini mempunyai dua buah ground, A GND ( pin 8 ) dan D GND ( pin 10). Keduanya
harus dihubungkan dengan catu daya, sebesar +5V. Pada A/D 0804 merupakan
tegangan referensi yang digunakan untuk offset suatu keluaran digital maksimum.
A/D ini dapat dirangkai untuk menghasilkan konversi secara
kontinu. Untuk melaksanakannya, kita harus menghubungkan CS, dan RD ke ground
dan menyambungkan WR dengan INTR seperti pada gambar dibawah ini. Maka dengan
ini keluaran digital yang kontinu akan muncul, karena sinyal INTR menggerakkan
masukan WR. Pada akhir konversi INTR berubah menjadi low, sehingga keadaan ini
akan mereset konverter dan mulai konversi.
B. Parameter-Parameter Penting
Pada ADC
a. Resolusi
konversi ADC
Resolusi konversi dari sebuah konverter analog ke digital
adalah, dimana kita dapat mengkonversikan data analog kedalam bit-bit digital
tersebut, apakah data analog tersebut akan dikonversikan ke dalam data 8bit, 16
bit atau 32bit, ini tergantung keinginan si perancang design dan tergantung
dari kekompatibelan device yang nanti akan di interface kan.
Misalkan ingin meng interface kan ADC dengan mikrokontroller
maka harus dilihat support untuk berapa bit kah mikrokontroller tersebut?, dan
biasanya mikrokontroller support untuk ADC dengan resolusi 8 bit.
b. Time Konversi
Time konversi atau waktu konversi adalah waktu yang
dibutuhkan oleh ADC untuk mengkonversi data analaog ke digital, untuk
menentukan time konversi ini tentunya kita harus melihat di datasheet nya, dan
harus dilihat untuk kebutuhan seperti apa.
Time konversi semakin tinggi mungkin semakin baik, tetapi
harus didukung pula untuk interface nya seperti apa, missal untuk
mikrokontroller yang support untuk time lebih besar maka tidak akan cocok bila
menggunakan ADC dengan Time yang lebih besar, penentuan time konversi ini perlu
disesuaikan dengan design interface nya seperti apa. Jika semua device nya
mendukung untuk time yang lebih cepat maka dengan menggunakan ADC yang time nya
lebih cepat itu akan menjadi lebih baik.
2. DAC(
Digital to Analog Converter)
DAC adalah perangkat untuk mengkonversi sinyal masukan dalam
bentuk digital menjadi sinyal keluaran dalam bentuk analog (tegangan, arus,
muatan electrik). Tegangan keluaran yang dihasilkan DAC sebanding dengan nilai
digital yang masuk ke dalam DAC. Sebuah konverter analog-ke-digital (ADC)
melakukan operasi mundur. Sinyal mudah disimpan dan ditransmisikan dalam bentuk
digital, tapi DAC diperlukan untuk sinyal untuk diakui oleh indera manusia atau
non-sistem digital. Fungsi DAC adalah pengubah data digital yang masih
berbentuk biner seperti data yang ada pada CD menjadi data analog . berikut
adalah tahapan data digital menjadi analog. fisik CD dibaca Data digital CD DAC
Buffer Line out.
Sebuah DAC menerima informasi digital dan
mentransformasikannya ke dalam bentuk suatu tegangan analog. Informasi digital
adalah dalam bentuk angka biner dengan jumlah digit yang pasti. Konverter D/A
dapat mengonversi sebuah word digital ke dalam sebuah tegangan analog dengan
memberikan skala output analog berharga nol ketika semua bit adalah nol dan
sejumlah nilai maksimum ketika semua bit adalah satu.Angka biner sebagai angka
pecahan. Aplikasi DAC banyak digunakan sebagai rangkaian pengendali
(driver) yang membutuhkan input analog seperti motor AC maupun DC, tingkat
kecerahan pada lampu, Pemanas (Heater) dan sebagainya. Umumnya DAC digunakan
untuk mengendalikan peralatan computer. Untuk aplikasi modern hampir semua DAC
berupa rangkaian terintegrasi (IC), yang diperlihatkan sebagai kotak hitam
memiliki karakteristik input dan output tertentu. Karakteristik yang berkaitan
dapat diringkas oleh referensi dari gambar 2.1 adalah:
1. Input Digital :
Jumlah bit dalam sebuah word biner paraleldisebutkan di dalam lembar
spesifikasi.
2. Catu Daya
: Merupakan bipolar pada level ± 12 V hingga ± 18 V seperti yangdibutuhkan
oleh amplifier internal.
3. Suplai
Referensi : Diperlukan untuk menentukan jangkauan tegangan output dan
resolusi dari konverter. Suplai ini harus stabil, memiliki riple yang kecil.
4. Output : Sebuah
tegangan yang merepresentasikan input digital. Tegangan iniberubah dengan step
sama dengan perubahan bit input digital. Output aktual dapat berupa bipolar
jikakonverter didesain untuk menginterpretasikan input digital negatif.
5. Offset : Karena
DAC biasanya di implementasikan dengan op-amp, maka mungkin adanya tegangan
output offset dengan sebuah input nol. Secara khusus, koneksi akan
diberikan untuk mendukung pengesetan ke harga nol dari output DAC dengan input
word nol.
6. Mulai konversi :
Sejumlah rangkaian DAC memberikan sebuah logika input yang mempertahankan
konversi dari saat terjadinya hingga diterimanya sebuah perintah logika
tertentu (1atau 0). Dalam ini, word input digital diabaikan hingga
diterimanya input logika tertentu. Dalam sejumlah hal, sebuah buffer input
diberikan untuk memegang (hold)word digital selama dilakukannya konversi hingga
selesai.
3. Sinyal
Analog
Sinyal analog / Isyarat Analog adalah sinyal data dalam
bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah
karakteristik gelombang. Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki
oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya
dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar
untuk semua bentuk isyarat analog.
Gelombang pada Sinyal Analog yang umumnya berbentuk
gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan
phase.
• Amplitudo
merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
• Frekuensi
adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
• Phase
adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
4. Sinyal
Digital
Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang
dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan
1.Teknologi Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga
tidak mudah terpengaruh oleh derau/noise, tetapi transmisi dengan sinyal
digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Sinyal
Digital juga biasanya disebut juga Sinyal Diskret.
Sistem Sinyal Digital merupakan bentuk sampling dari sytem
analog. digital pada dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa).
besarnya nhlai suatu system digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit
(bandwidth). jumlah bit juga sangat mempengaruhi nilai akurasi system digital.
Teknologi Sinyal Digital ini juga memiliki kelebihan yang
tidak dimiliki olehTeknologi Sinyal Analog. Diantaranya adalah dibawah ini :
• Mampu
mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi
dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
• Penggunaan
yang berulang – ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan
kuantitas informsi itu sendiri
• Informasi
dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk.
• Dapat
memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara
interaktif.
A. Kelebihan
Sinyal Digital
Pada saat ini banyak teknologi-teknologi yang memakai
Teknologi Sinyal Digital. Karena kelebihan kelebihannya, antara lain:
1. untuk menyimpan hasil
pengolahan, sinyal digital lebih mudah dibandingkan sinyal analog. Untuk
menyimpan sinyal digital dapat menggunakan media digital seperti CD, DVD, Flash
Disk, Hardisk. Sedangkan media penyimpanan sinyal analog adalah pita tape
magnetik.
2. lebih kebal terhadap
noise karena bekerja pada level ’0′ dan ’1′.
3. lebih kebal terhadap
perubahan temperatur.
4. lebih mudah
pemrosesannya.
B. Perbedaan
Signal Digital dan Signal Analog :
a. Signal
Digital
1. Dirancang untuk data
dan suara.
2. informasi
discrete-level.
3. kecepatan tinggi.
4. overhead rendah.
5. setiap sinyal digital
dapat dikonversi ke analog.
b. Signal
Analog
6. dirancang untuk suara
(voice).
7. tidak efisien untuk
data.
8. kecepatan relatif
rendah.
9. overhead tinggi.
10. setiap sinyal analog dapat dikonversi ke
bentuk digital.
11. banyak terdapat noise dan rentan kesalahan
(error).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar